Selamat!! anda terdaftar sebagai visitor ke :

Sabtu, 08 Agustus 2009

Benarkah Noordin M Top yang Mati Ditembak?

Sabtu, 08/08/2009 | 13:20 WIB


Jakarta - Gembong teroris Noordin M Top diperkirakan tewas dalam baku tembak antara Densus 88 dengan teroris. Tetapi kebenaran informasi ini masih simpang siur, bahkan pihak kepolisian pun masih menutupinya.

"Wah bukan saya yang berhak mengatakan," elak Wakadiv Humas Humas Mabes Polri Brigjen Pol Sulistyo Ishak, Sabtu (8/8), saat ditanya apakah benar yang tewas Noordin M Top.

Sulistiyo enggan berkomentar lebih jauh soal simpang siur kematian Noordin. Saat ditanya lebih lanjut, dia langsung menutup ponselnya mengakhiri pembicaraan.

Sedangkan ponsel Kabareskrim Polri Komjen Pol Susno Duaji dan Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Sukarna tidak diangkat. Besar kemungkinan pengumuman keberhasilan penggerebakan teroris hari ini langsung oleh diumumkan Presiden SBY atau Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri.

Benarkah jenazah pria yang tewas dalam penyergapan Densus 88 itu Noordin M Top? Untuk memastikan hal itu, polisi harus meminta dilakukan uji DNA. "Supaya pasti, sebaiknya begitu," tyegasWakil Ketua Komisi III (bidang Hukumd an Kepolisian) DPR RI Soeripto sembari menambahkan, tes DNA (deoxyribonycleic acid) akan bermanfaat agar polisi tidak melakukan kesalahan dalam mengidentifikasi jenazah yang diduga sebagai Noordin M Top.

Sementara itu, dikabarkan satu jenazah telah dibawa oleh ambulans dari TKP. Namun belum dipastikan siapakah mayat dalam ambulans tersebut, meski beredar kabar bahwa mayat tersebut adalah Noordin M Top. Hendak dibawa ke mana juga belum jelas. Ada yang menyebut ke Semarang, ada yang menyebut ke Jakarta.

Seyogyanya, siapa sosok yang ditembak mati itu dibuka wajahnya dan dilihatkan ke publik, agar diketahui benar apakah sosok tersebut sesuai dengan gambar foto Noordin M Top yang disebar polisi?

Seseorang yang diduga Noordin M. Top, gembong teroris paling dicari aparat keamanan diduga kuat tewas dalam penyergapan yang dilakukan Densus 88 di rumah Muhzuhri di Desa Beji, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Sabtu (8/8).

Dari laporan terakhir pada lokasi kejadian Sabtu pukul 09:50 WIB dilaporkan bahwa polisi mendapati seseorang didalam rumah tersebut tewas, namun belum diperoleh keterangan resmi dari aparat keamanan mengenai siapa sebenarnya korban yang tewas di dalam rumah itu. Pihak kepolisian juga telah memasang "Police Line" dan juga terlihat tiga unit ambulance yang telah meninggalkan tempat penggerebekan. Pihak kepolisian belum menjelaskan apakah ambulance yang telah meninggalkan tempat penggerebekan berisikan jenazah Noordin M Top atau bukan.

Sejak awal aparat keamanan yang melakukan pengepungan di rumah tersebut sejak Jumat (7/8) pukul 16:00 WIB menduga kuat bahwa Noordin M Top berada di dalam rumah tersebut.

Polisi terus menjaga rumah yang menjadi tempat persembunyian buronan kasus terorisme, Noordin M Top di Desa Beji, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jateng, Sabtu (8/8). Meskipun tersangka teroris yang berada di dalam rumah dipastikan tewas, namun polisi belum berani untuk masuk ke dalam rumah karena diduga masih ada bom.

Sambil menunggu kedatangan tim identifikasi, polisi berjaga di sekeliling rumah dan di setiap pintu masuk. Sejumlah polisi terlihat sudah tidak lagi dalam posisi siap tembak sebagaimana yang dilakukan sejak Jumat (7/8) malam. Rumah milik Muhzuri itu saat ini telah dipasangi dengan garis polisi.

Sementara itu, puluhan polisi masih berjaga-jaga dalam jarak sekitar 50 meter dari rumah yang menjadi lokasi penyerbuan, namun tidak terlihat petugas yang memasuki rumah karena alasan keamanan. Kondisi bangunan rumah milik Muhzuri ini dalam keadaan rusak pasca baku tembak antara polisi dengan tersangka teroris yakni atap rumah rusak, jendela berlubang dan pintu rumah rusak.

Sampai berita ini diturunkan, terlihat hanya satu mobil ambulans yang meninggalkan lokasi penyergapan sekitar pukul 11.55 WIB. Ambulans tersebut, diduga kuat membawa jenazah Noordin M Top, gembong teroris yang tewas dalam penyergapan yang dilakukan tim Densus 88 bersama aparat kepolisian. Menurut informasi, jenazah tersebut akan dibawa ke rumah sakit di Jakarta. Dan sampai sekarang belum ada keterangan resmi mengenai kebenaran jenazah yang dibawa oleh mobil ambulans tersebut.

Listrik di dalam rumah itu juga telah dipadamkan sejak Jumat (7/8) malam. Sebelumnya, polisi juga telah berhasil melumpuhkan perlawanan tersangka terorisme yang bersembunyi dalam rumah itu setelah dikepung sejak Jumat (7/8) sore sekitar pukul 15.00 WIB. Dan diduga orang yang tewas tertembak dalam penyergapan itu adalah Noordin M Top. Aparat sempat meminta Noordin untuk menyerah. Namun yang bersangkutan hanya menyahut jika dirinya memang Noordin M Top. Namun, setelah itu, tidak ada lagi sahutan dan aparat terus menembak serta merangsek hingga pria kelahiran 11 Agustus 1969 itu dinyatakan tewas.

Mestinya Ditangkap Hidup-hidup
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Soeripto (Fraksi PKS) yang membidang Hukum dan Kepolisian, menyatakan mestinya polisi harus menangkap Nordin M Top hidup-hidup. Pasalnya, apabila Noordin mati, maka polisi akan sulit mengungkap siapa dalang utama dalam rangkaian teror bom yang dilakukannya. "Jika benar itu Noordin, saya menyesal kenapa dia ditangkapnya dalam keadaan mati tertembak atau kena bom. Seharusnya Noordin itu ditangkap hidup-hidup," tuturnya.

Pengamat intelijen dan mantan pejabat Badan Intelijen Negara (BIN) ini berpendapat, andaikata Densus 88 berhasil menangkap Noordin hidup-hidup, maka polisi dapat mengorek keterangan tentang siapa yang sebenarnya menjadi pemberi order. Selama ini, Noordin hanyalah komandan operasi di lapangan atau chief officer belaka.

"Sebagai chief officer, dia itu kan melaksanakan suatu operasi tergantung dari pemberi perintah. Nah siapa pemberi perintahnya, master mind-nya, itu yang kita belum tahu. Nggak mungkin dia melakukan itu tanpa ada order. Makanya harus diketahui order itu dari siapa? Apakah dari Al Qaeda, intelijen asing ataukan orang-orang Indonesia yang punya agenda sendiri dan membutuhkan jaringan yang bisa menimbulkan kekacauan," jelas Soeripto.

Sebelumnya, sebagaimana diketahui, awal operasi penangkapan tersebut adalah Tim Densus 88 mengepung dan menggerebeg sebuah rumah di RT 01/VII Desa Beji, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung (Jateng). Tim Densus 88 masih menyergap dan melakukan pengepungan terhadap rumah milik Mohzari (70). Di rumah itu diduga bersembunyi tokoh gembong teroris yang paling diburu, Noordin M Top.

Namun, pihak polisi belum bisa memastikan apakah Noordin M Top berada di rumah itu dan berhasil ditangkap. Sementara sebuah stasiun televisi Al Jazeera, justru telah berani memberitakan jika Noordin telah ditangkap di Temanggung.

Informasi yang diperoleh Jakartapress.com di Temanggung menyebutkan, sebelum melakukan pengepungan dan penggrebekan rumah itu, Tim Densus 88 berhasil menangkap dua orang pria keponakan Mohzari masing-masing Indra (35), dan Aris (38). Keduanya ditangkap di pasar Parakan Temanggung. Indra dan Aris diduga mengetahui keberadaan persembunyian Noordin di rumah pamannya.

Perburuan terhadap Noordin belakangan ini gencar dilakukan di Jateng. Pihak Polda Jateng telah menjalin kerjasama dengan Kodam IV Diponegoro untuk menangkap Noordin dan menangkap jaringan sel-sel teroris yang telah dikader oleh Noordin. Sempat beredar isu jika Noordin disembunyikan di sebuah bunker di pondok pesantren Ngruki Sukoharjo yang dipimpin Abu Bakar Baasyir. Isu ini juga telah sampai ke telingan Pangdam.

Noordin Mohammed Top, orang yang dicari-cari karena diduga terlibat dalam pengeboman hotel J.W Marriott dan Ritz-Carlton pada 17 Juli lalu. Dalam aksi tersebut sembilan orang tewas dan lebih dari 50 orang terluka . Noordin merupakan anggota kunci Jemaah Islamiyah (JI), kelompok yang berkaitan dengan al-Qaeda dan ingin mendirikan negara Islam di Asia Tenggara. Namun, kelompok Noordin M. Top memisahkan diri dari JI setelah dituduh menjadikan warga sipil sebagai target serangan.

JI disalahkan sebagai pelaku pengeboman tahun 2002 di Bali yang menewaskan 202 orang. Noordin juga diduga berada di balik serangan bom Marriott 2003 dan Kedutaan Besar Australia di Jakarta pada 2004, serta serangkain peristiwa pengeboman di sejumlah restoran di Bali pada 2005 yang menewaskan lebih dari 20 orang.

Tidak ada komentar:

my patner

my patner
ochi bisa jadi kaya gini gag y?