Selamat!! anda terdaftar sebagai visitor ke :

Kamis, 15 Oktober 2009

Pengedar Pin Bergambar Nabi Muhammad SAW Ditangkap

Kamis, 15 Oktober 2009 | 15:01 WIB
MAKASSAR, KOMPAS.com - Dua orang alumunus pelajar dari Iran diinterogasi oleh aparat kepolisian Polresta Makassar Timur, diduga sebagai pengedar pin dan stiker bergambar wajah nabi Muhammad SAW di Makassar, Kamis (15/10).

"Saat ini kami sedang mengintrogasi dua orang mantan mahasiswa Iran yang telah mengedarkan pin dan stiker yang bergambarkan wajah Nabi Muhammad SAW. Mereka saat ini masih berstatus saksi dan belum bisa dikategorikan sebagai kegiatan penistaan agama," kata Kepala Polisi Resor Kota (Polresta) Makassar Timur, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Mansyur, di Makassar.

Mereka adalah Bhd (31) warga Gowa dan Her (35) warga Makassar, masing-masing dijemput di rumahnya beserta sejumlah benda berbentuk pin yang bergambar wajah pria, yang diduga sebagai Nabi Muhammad SAW, Rabu malam.

Dari pemeriksaan ini, Mansyur belum bisa menyimpulkan jika pengedaran pin dan stiker yang bergambar wajah Nabi Muhammad SAW, yang konon masih berusia 17 tahun itu sebagai kasus penistaan agama.

"Hingga kini kami masih memeriksanya dan belum bisa mengatakan jika perbuatan mereka adalah perbuatan yang telah menistakan agama, " sambungnya.

Untuk itu, pihaknya akan koordinasi kepada pihak Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan dan Barat dan terutama pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Kami menunggu keputusan dari MUI, jika MUI mengatakan itu sebagai penistaan agama maka kami akan melanjutkan kasus ini hingga kepengadilan, " tegasnya.

Jeratan hukum yang menunggu mereka termaktub dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), pasal 156 dan Pasal 157, tentang penistaan agama dengan diancam hukuman 2,5 tahun penjara.

Dia menjelaskan, pin dan stiker ini dibawa Bhd dan Her dari Negara Iran. Sekitar 100 jumlahnya dan tidak hanya bergambar wajah Nabi Muhammad, tapi para sahabatnya seperti Imam Ali Bin Abi Thalib. "Pin dan stiker ini hanya akan dijual kepada anggota-anggota komunitas," ujarnya.

Kini pin dan stiker itu menjadi barang bukti pihak kepolisian, sebelumnya barang tersebut dijual seharga Rp 10.000 per lembar. Namun hanya kepada rekan-rekannya di lingkungan komunitasnya di Makassar.

Minggu, 11 Oktober 2009

Ditemukan Bantuan Kadaluarsa dari Malaysia



Masuknya makanan kadaluarsa untuk korban bencana sudah pernah terjadi di Aceh dan Yogya.
Rabu, 7 Oktober 2009, 13:58 WIBAmril Amarullah

Gempa di Kota Padang : Bantuan Luar Negeri (AP Photo/Achmad Ibrahim)


VIVAnews - Pemerintah melalui Badan Pngawas Obat dan Makanan melakukan pengawasan terhadap barang bantuan asing berupa obat-obatan dan makanan yang masuk ke Padang Sumatera Barat.

Kepala Badan POM Husniah Rubiana Thamrin Akib mengatakan hingga saat ini petugas menemukan barang kadaluarsa yang berasal dari Malaysia.

"Dalam pemeriksaan, kami menemukan makanan kadaluwarsa asal Malaysia namun jumlahnya belum kami ketahui," kata Husiah kepada wartawan di Mataram Rabu 07 Oktober 2009.

Husnia menegaskan masuknya makanan kadaluarsa untuk korban bencana sudah pernah terjadi di Aceh. Saat itu Badan POM terpaksa memusnahkan ribuan makanan kadaluarsa. Peristiwa serupa juga terjadi di Yogjakarta saat daerah itu dilanda gempa bumi beberapa waktu lalu.

Belajar dari pengalaman itu maka Badan POM RI mengawasi secara ketat seluruh bantuan yang masuk ke Padang. Sebelum didistribusikan kepada korban gempa, seluruh bantuan baik obat dan makanan harus melalui pemeriksaan petugas.

"Diharapkan dengam pemeriksaan itu dapat meminimalisir masuknya produk makanan kadarluarsa," ujarnya.

Tidak hanya di Padang, Sumatera Barat, pengerahan petugas juga dilakukan di Jambi. Sebanyak 75 petugas disiagakan untuk mengawasi obat dan makanan diwilayah itu. Husniah menjamin seluruh bantuan berupa obat dan makanan itu aman dari benda-benda berbahaya dan barang kadarluarsa.

"Kami yakin gak ada korban yang menerima obat dan makanan Kadaluarsa lagi. Pengawasan dan pemeriksaan kami perketat terutama digudang-gudang penyimpanan makanan,"ujarnya.

Pro Kontra Miyabi Untungkan Pemilik Warnet



Jum'at, 9 Oktober 2009 - 16:56 wib TEXT SIZE : Endang Gunawan - BOGOR - Kedatangan artis porno Miyabi atau Maria Ozawa terus menjadi perbincangan masyarakat. Di Bogor, Jawa Barat sejumlah warnet diserbu pengunjung hanya untuk membuka situs tentang Miyabi, hal ini membuat keuntungan bagi pengusaha warnet.

Seperti di salah satu warnet di Jalan Bangburang, Kota Bogor, Jawa Barat, puluhan pengunjung atau user mendatangi warnet ini untuk membuka situs tentang artis porno miyabi yang akan datang ke Indonesia.

Para penggguna internet yang membuka situs Miyabi berasal mulai dari kalangan pelajar hingga orang dewasa.

Mereka beranggapan kedatangan artis porno ini akan mendapat perlawanan dari masyarakat Indonesia terutama islam garis keras.

Salah seorang pelajar Kota Bogor, Salsa mengaku mengecam kedatangan Miyabi karena merupakan artis porno.

Lain lagi Hidayat, menurutnya dia merupakan penggemar berat miyabi dan setuju kedatangan miyabi karena tujuannya seni.

Sementara pengelola warnet bernama Niky mengaku kebanjiran rezeki dengan meningkatnya pengunjung warnet, yang mengunduh mengenai Miyabi.

Sabtu, 10 Oktober 2009

Mardigu: Syaifudin dan Syahrir Tewas, Jaringan Teroris di Indonesia Habis


Jumat, 09/10/2009 18:25 WIB
Novia Chandra Dewi - detikNews


Jenazah Teroris Tiba di RS Polri Jakarta - Kabar tewasnya dua teroris Syaifudin Zuhri (SZ) dan Syahrir pada penggerebekan di Ciputat, Tangerang, diduga menghancurkan jaringan teroris di Indonesia. Hal ini karena keduanya merupakan orang terakhir yang dapat berhubungan langsung dengan pemimpin Osama bin Laden di Afghanistan.

"Dengan tewasnya mereka, maka habislah sudah jaringan teroris di Indonesia," kata pengamat teroris Mardigu Wowiek Prasantyo kepada detikcom, Jumat (9/10/2009).

Menurut Mardigu, jaringan teroris di Indonesia terdiri dari dua kelompok. Kelompok terkuat yakni mereka yang datang langsung dari pendidikan di Afghanistan dan bertemu langsung dengan Osama.

Baik Syaifudin maupun Syahrir, kata Mardigu, memiliki jaringan yang berhubungan langsung dengan gerakan terorisme di Afghanistan.

"Mereka yang datang dari Afghan yang langsung berhubungan dengan Osama sudah tidak ada lagi. Sedangkan mereka yang merupakan pengikut dari sempalan-sempalan gerakan itu tidak mungkin berani, itu tidak aman," ungkap hipnoterapis yang sering bermitra dengan Polri menangani tersangka teroris ini.
(nov/nrl)

Kamis, 08 Oktober 2009

Rupiah Tembus di Bawah 9.500

Selasa, 06 Oktober 2009 | 09:11 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Penutupan transaksi pasar New York semalam nilai tukar rupiah ditutup di level 9.493 per dolar AS, dan naiknya indeks Dow Jones serta indeks bursa regional pagi ini diperkirakan akan menjadi katalis terapresiasinya rupiah.

Nilai tukar rupiah pagi ini berhasil menembus level 9.500 per dolar AS. Berdasarkan data Bloomberg pukul 8:35 WIB rupiah berada di posisi 9.470 per dolar AS, atau menguat 90 poin (0,95 persen) dari penutupan Senin kemarin di 9.560 per dolar AS.

Pelaku pasar uang dari Bank Resona Perdania, Muhammad Fauzi Halim mengatakan menguatnya mata uang kawasan dan BI Rate yang tetap bertahan di 6,5 persen mampu mendorong penguatan rupiah.

Masih tumbuhnya ekonomi Indonesia tahun ini di saat krisis global dan prospek yang akan lebih baik di tahun 2010 kembali menjadi daya tarik para investor asing berinvestasi kedalam mata uang lokal. “ Aliran dana asing pun kembali masuk,” katanya.
Selain itu, dolar AS sendiri juga cenderung melemah terhadap mata uang utama dunia membuat mata uang regional berhasil menguat.

Pagi ini mata uang Asia terlihat kembali menguat terhadap dolar AS. Pada pukul 8:50 WIB, yen Jepang (menguat 0,41 persen) menjadi 89,1650 per dolar AS, peso Philipina (naik 0,37 persen) menjadi 46,530 per dolar AS, dolar Singapura menguat (0,1 persen) ke 1,4076 per dolar AS, ringgit Malaysia (menguat 0,45 persen) menjadi 3,4475 per dolar AS, won Korea Selatan (menguat 0,24 persen) menjadi 1170,95 per dolar AS, serta ruppe India juga terapresiasi (0,5 persen) menjadi 47,5150 per dolar AS

Kamis, 01 Oktober 2009

Pusat Gempa Padang Bukan di Zona Subduksi

Kamis, 1 Oktober 2009 | 09:08 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Gempa berkekuatan 7,6 SR yang memorakporandakan Kota Padang dan Pariaman dan terasa hingga Kuala Lumpur dan Singapura, Rabu (30/9), tidak berpusat di zona subduksi lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia. Demikian penjelasan Dr Danny Hilman Natawidjaya, pakar gempa dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

"Gempa yang sekarang pusatnya patahan di kerak yang menunjam di bawah Kota Padang," kata Danny saat dihubungi Kompas.com, Kamis (1/10) pagi. Ia mengatakan, pusat gempa tersebut kemungkinan di ujung patahan jauh di bawah dasar laut.

Hal ini pula yang menurut Danny bisa menjelaskan mengapa gempa sebesar itu tidak sampai memicu gelombang besar. "Pergerakannya dominan horisontal tidak vertikal dan lepasnya lebih dalam sehingga tidak men-create tsunami," jelas Danny.

Meski demikian, Danny mengatakan, pihaknya mendapat laporan adanya tsunami kecil setinggi 20 sentimeter yang terukur di pantai barat Padang. Menurutnya, data memang menunjukkan ada sedikit pergerakan vertikal saat gempa terjadi.

Danny mengakui patahan-patahan seperti itu sulit dideteksi karena sangat dalam dan tidak tampak dari luar. Untuk mendeteksinya perlu radar yang bisa mendeteksi lapisan-lapisan tanah sangat dalam. Selama ini pihaknya fokus mengantisipasi dampak kegempaan di zona subduksi segmen Mentawai yang sudah mengumpulkan energi sangat besar untuk dilepaskan dan paling rawan menimbulkan tsunami

my patner

my patner
ochi bisa jadi kaya gini gag y?