Selamat!! anda terdaftar sebagai visitor ke :

Selasa, 26 Januari 2010

Autisme dalam lika-liku kota

setelah sekian lama..mulai lg pengen menulis
ini karena "sesuatu" yang sangat miris yang aq temukan dari dalam sebuah kafe

jogja..di siang hari..dengan terik yang sangat di luar sana. aq berada di dalam sebuah kafe di jogja bersama kekasih hati. tapi bukan ini yang mau aq critakan. sesuatu yang aq lihat kala siang itu, dari dalam kafe ini.

kupandangi laptop dengan serius, maklum lagi mau ujian. di depanku ada rombongan orang yang juga duduk di satu kelompok. tampaknya sih mereka sedang membicarakan studi. mereka tampak serius berdiskusi. yah, aq hanya seskali saja melihatnya, ga begitu mearik. dan saat aq menulis ini, mereka pulang. baguslah.. kafe jadi sepi. jadi bisa lebih konsen belajar. sepi? ya jelas tidak. kan daritadi ada suara mp3 yang terus disetel oleh penjaga cafe..

back to topic..
tiba2 mataku tertuju ke depan pintu. pintu kaca transparan milik cafe itu. dari dalam bisa terlihat sosok manusia akan masuk ke dalam cafe. dengan mata sedikit juling, bisa kalian tebak bahwa orang itu termasuk autis. klo tidak salah, jenis kelaminnya wanita.

mataku entah kenapa tidak bisa lepas dari pemandangan itu. aq juga heran. biasanya aq adalah orang yang paling tidak suka dengan orang yang meminta-minta di jalan. karena aq pikir, mereka adalah kumpulan orang yang putus asa. tanpa kemauan untuk berusaha bekerja dan akhirnya menjadi peminta-minta.

aq lihat ia akan masuk ke kafe. ditariknya pintu kaca itu, tapi tak bisa. ditariknya pintu sebelahnya, tak bisa juga. baru saat ia mendorong pintu tersebut, terbukalah pintu kaca itu. baru saja ia melangkah masuk, penjaga cafe sudah menghammpirinya dan memberinya koin uang. sepertinya sih 500 perak. si autis pun memandangi koin 500 perak itu. sepertinya ia tak mengerti kalau itu uang. dengan wajah bingung ia pun menatapku. aq langsung membuang muka seakan-akan tidak melihatnya dan mengalihkan pandanganku kembali ke laptop. kira-kira 15 detik aq kembali melihat si autis. ia masuk dan menuju ke arah kanan, dimana tempat orang-orang berdiskusi tadi. aq lihat orang-orang itu agak kaget. penjaga kafe pun saling berpandangan. mungkin mau mereka, setelah memberi uang 500 perak, si autis pun pergi, namun keinginan mereka sepertinya gagal.

si autis menyodorkan topi lusuhnya mengartikan bahwa ia ingin diberi sesuatu. salah satu orang-orang yang berdiskusi itu pun merogoh sakunya. seorang lelaki berkacamata, bercelana jeans. ia rogoh saku depan kiri celana jeansnya, ia ambil receh dari dalam sana. dan ia temukan 2 buah koin, lalu ia masukan ke topi lusuh si autis. si autis pun kembali menunjukkan wajah bingungnya. namun kali ini ia balik badan dan berjalan menuju pintu kaca kafe tadi. ia melirik sedikit ke arahku. lagi-lagi aq pun mengalihkan pandanganku ke laptop. aq agak malas kalau dia menuju ke arahku. tapi dalam hati, aq ingin memberi sesuatu, atau berbuat sesuatu padanya yang bisa membantu, apa pun itu. walaupun sekarang aq tau, bahwa aq belum punya apa2 untuk aq berikan kecuali uang receh.

aq lirik kembali. ternyata si autis sedang menarik pintu kaca itu. lagi-lagi tidak berhasil. ia pun menarik pintu satunya, tapi tak berhasil juga. lalu ia dorong pintu kaca itu, baru terbuka. kemudian lama-lama ia melangkah. pandanganku padanya semakin tertutup dinding. semakin hilang dan semakin hilang dari pandanganku. aq cari si autis menuju ke arah mana. aq sungguh penasaran apa yang autis lakukakn siang bolong begini. ada rasa iba, tapi juga ada rasa kasihan. tapi aq tidak menemukannya lagi di dalam ruang pandangku. ah yasudahlah.. ini seperti teguran keras buatku. menyadarkanku bahwa masih banyak orang-orang seperti si autis. orang-orang yang butuh uluran tangan kita. orang-orang yang jauh lebih tidak beruntung dibanding kita. dan ini embuatku semakin mensyukuri keadaanku yang sekarang ini. yang selama ini aq pikir, aq dalah orang yang tidak beruntung di kalangan teman-temanku. ah aq lihat si autis! ia ada di kejauhan sana. melangkah dan terus melangkah dengan wajah bingungnya. aq terus emandanginya sampai ia menghilang lagi dari ruang pandangku.

fuh..
terimakkasih autis. walaupun aq tidak tahu namamu. walaupun hanya beberapa menit saja engkau muncul di depanku, tapi cuku untuk menepuk dahiku dengan keras. memngingatkanku untuk selalu berpikir positif ;)

my patner

my patner
ochi bisa jadi kaya gini gag y?